MEDIAINVESTIGASICare.id – Independen Dan Farmasi Kesehatan | Sumut// Kesehatan.
Tanjung Balai_Setelah dr.Johan.SpA, yang bertugas di RSUD Tengku Mansyur memvonis Fahira Althafunnisa alias Icha (4,1) mengidap Difteri dengan mengeluarkan surat rujukan ke RS USU Medan dan setibanya di tempat parkiran, malah ditelantarkan selama 1 setengah jam tanpa melakukan tindakan penanganan cepat, akhirnya korban meninggal dunia dengan menyisakan kenangan pahit dan duka mendalam dari keluarga pasangan Efri Zuandi dan Yuli Andriyani.
Bagaimana tidak, selain sudah kehilangan anak kedua dari tiga bersaudara untuk selama-lamanya, kini timbul persoalan baru yang tak kalah viralnya di medsos karena anak mereka yang pertama Mahira Syakila (7) dan anak ketiga Zahira Miziana (1.5) menderita penyakit yang sama dengan Icha berupa tenggorokan terdapat bercak putih dan untuk memastikan kondisi kesehatannya, Efri meminta salah seorang dokter Umum di RS USU Medan untuk memeriksa dengan seksama namun sang dokter mengatakan jika kedua anak mereka itu terinfeksi bakteri Difteri hanya berdasarkan diagnosa klinis, namun karena Icha yang telah meninggal harus dikebumikan, terpaksa keluarga yang ditimpa musibah ini kembali ke Tanjung Balai pada Rabu (15/1/2025) dan sekitar pukul 24.00 wib tiba di kediaman mereka di Jalan Sei Balai Kelurahan Pasar Baru Kecamatan Sei Tualang Raso Kota Tanjung Balai.
Kedatangan jenazah Icha disambut isak tangis keluarga, handai taulan di rumah duka yang tak menyangka kepergiannya yang begitu cepat untuk selama-lamanya setelah dilakukan usaha pengobatan sampai ke Medan walau tanpa membuahkan hasil karena dinilai keluarga merupakan ada unsur keteledoran berupa pembiaran yang tidak cepat ditangani oleh dokter maupun petugas medis di RS USU Medan yang diduga takut mendekati korban karena mengidap penyakit Difteri yang merupakan sejenis bakteri yang sangat berbahaya dan rentan menular kepada orang lain sehingga menyebabkan Icha meninggal dunia secara menyedihkan.
Keterangan ini dikatakan orang tua Icha Efri Zuandi didampingi Istri Yuli Andriyani kepada awak media ini, Minggu (02/02/2025) dikediaman orang tua mereka (nenek Alm) sembari menceritakan disaat jenazah akan dikebumikan besok harinya, banyak pelayat berbisik-bisik yang kami tafsirkan semacam sinyal jika keluarga kami pembawa virus yang dapat mematikan bagi siapa yang dekat atau berinteraksi terlebih kepada anak kami yang dua lagi.
Melihat situasi itu, sedangkan jenazah Icha masih di rumah duka, Efri dan Yuli minta bantuan sama kerabat dan keluarga agar membawakan anak mereka yang dua lagi untuk diperiksakan ke dokter spesialis anak, Kamis (15/01/25) sekitar pukul 09.00 WIB dan sekembalinya dari pemeriksaan yang dilakukan oleh dr.Johan diperoleh keterangan bahwa kedua anak mereka positif Difteri, bagaimana perasaan ini tidak kalut yang mana Icha bakal ditanam, dan kemungkinan bakal menyusul kakak dan adiknya, apa tak hancur perasaan seorang ibu yang melahirkan dengan mempertaruhkan nyawa, ungkap Efri yang diaminkan Yuli sambil menghapus air mata yang sudah tak terbendung.
Setelah Icha dikebumikan pada Kamis sekitar pukul 13.30 WIB dan dengan sekembalinya dari pemakaman, Efri dan Yuli bermusyawarah bersama keluarga untuk bagaimana menyelamatkan nyawa dua anak yang sudah di vonis dr.Johan positif Difteri, yang akhirnya diambil kata sepakat untuk dilakukan perobatan di Hospital yang ada di Penang Malaysia dan dengan cara mengutang, kedua orang tua yang ditimpa musibah ini membawa kakak dan adik Icha pada Jumat (17/01/25) tengah malam lalu berangkat ke Kuala Namu dan sekitar pukul 06.00 wib take off dari Bandara, walaupun sebelumnya ada oknum yang kami duga utusan dari Dinas Kesehatan berupaya menghalang-halangi dengan cara membujuk keberangkatan kami bahkan oknum tersebut menanyakan berapa kerugian kalau tiket dibatalkan yang maksudnya bersedia mengganti biaya tiket yang sudah dipesan, jelas Efri.
Setibanya di Bandara Penang Malaysia, dengan menggunakan grab, keluarga ini yang terdiri dari dua anak beserta orang tuanya dan 2 orang ipar berjumlah 6 orang langsung menuju Hospital Lam Wah EE dan sekitar pukul 09.00 waktu setempat atau sekitar pukul 08.00 WIB mereka tiba di hospital, yang langsung dilayani dengan mengambil tindakan cepat dan dilakukan uji laboratorium.
Kemudian dari hasil laboratorium dijelaskan jika anak mereka berdasarkan diagnosis berbeda dan bukan Difteri melainkan sejenis penyakit Tonsiliitis the bacterial is normal yang maksudnya hanya demam biasa namun perlu diopname paling lama 4 hari, kata DR.Lim Ai Tyng MD (Taiwan) seperti yang ditirukan Efri.
Yuli Andriyani istri Efri ketika dalam perjalanan menuju Penang sempat punya pikiran jika kembalinya nanti akan membawa mayat kedua anaknya yang telah divonis menderita Difteri oleh dr.Johan, namun setelah ditangani di hospital Lam Wah EE, timbul secercah harapan dan kekuatan dalam dirinya bahwa anaknya akan sehat sebab tidak ada menderita penyakit Difteri sebagaimana yang di voniskan kepada anak mereka.
Karena masih kurang percaya dengan hasil pemeriksaan yang diberitahukan DR.Lim Ai Tyng, sore harinya Efri kembali menemui sang dokter untuk memastikan, sembari menceritakan peristiwa yang dialami keluarganya dimana anak kedua mereka dengan gejala yang sama telah di vonis dokter di Indonesia menderita Difteri dan baru kemarin kami kebumikan sehingga kami takut jika dokter hanya memberikan harapan saja, tutur Efri.
Namun dengan tegas DR.Lim Ai Tyng mengatakan jika di hospital ini semua diagnosa melalui uji laboratorium, kami tidak berani me-reka-reka, Ded tidak perlu risau perkara anak ini, dua atau tiga hari kedepan, anak Ded pasti sembuh, karena penyakit yang seperti ini sudah banyak kami tangani bahkan lebih parah lagi, hasilnya semua bisa balek dengan selamat dan penyakit anak Ded bukan Difteri tapi hanya demam biasa dengan jenis bakteri yang jinak, kata Efri mengutip bahasa DR.Lim Ai Tyng.
Terpisah, Direktur RSUD Tengku Mansyur Kota Tanjung Balai dr.Ali Azhari yang baru menjabat kembali saat ingin dikonfirmasi, Senin (03/02/2025) sekitar pukul 14.00 WIB tidak berhasil ditemui dan menurut salah seorang pegawai menerangkan jika Direktur lagi mengikuti pertemuan di Pemko Tanjung Balai, ujarnya singkat.
ES (A2M1)