Jangan Lupakan Budaya, Pemuda Barisan Karo Prakarsai Pendidikan Budaya & Adat Karo

Bagikan :

MEDIAINVESTIGASICare.id – Independen Dan Farmasi Kesehatan | Medan.

 

Pemuda Barisan Karo Prakarsai Pendidikan Budaya & Pelatihan Adat Karo yang digelar atas prakarsa Ketua DPD Pemuda Barisan Karo Provinsi Sumatera Utara Daulat Sitepu berlangsung Sukses_Sabtu 10/12/2022.

Acara juga dihadiri oleh Ketua Forkala Sumut Dato Adil Haberham Sembiring Pelawi, Kaprodi Fakultas Ilmu Budaya Sastra Batak Universitas Sumatera Utara Jeckmen Sinulingga, Tokoh Akademisi Karo Prof.Efendi Barus, Ketua AHLI DPD Sumatera Utara Melky Waas, serta dari Yayasan Penyanyi & Perkolong-kolong Sumatera Utara diwakili Tokoh Budaya Channa Sitepu dan Penyanyi Populer daerah Karo Netty Vera Bangun.

Acara digelar bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Kota Medan di Taman Budaya Jl.Perintis Kemerdekaan No.33, berlangsung sukses dan lancar tanpa kendala.

Dari lima pemakalah yaitu Kaprodi Fakultas FIB Sastra Batak USU Jeckmen Sinulingga, Dato’ Adil Haberham Sembiring Pelawi, Prof Effendi Barus, Melky Waas, Channa Sitepu melahirkan beberapa Poin Resume bernas :

1. Ruang lingkup sosial masyarakat Karo, tidak hanya didaerah pegunungan saja, tetapi juga sampai ke pesisir/ pantai. Tanah Karo tidak hanya Kabupaten Karo, tetapi juga meliputi, Aceh tenggara, Deli dan Serdang, Langkat, Binjai, Simalungun dan Kota Medan. Memiliki bahasa dan budaya khas yang berbeda dengan etnis lain yang bertetangga langsung dengan Karo.

2. Berdasarkan asal usul nama Karo, secara historis dapat dikaitkan dgn sebuah nama kerajaan Haru/ Aru. Secara tradisi lisan nama Karo diambil dari panglima perang India Selatan, ini juga diperkuat secara data arkeologis bahwa Karo selalu dikaitkan dengan kehadiran pedagang dari India Selatan. Karenanya eksistensi Karo sudah ada sejak masa pra kesultanan, masa kolonial dan pasca kolonial.

3. Etnis Karo terbentuk sendiri, dengan ruang lingkup sosial budaya sendiri, terbentuk oleh kesepemahaman masyarakatnya, akan tindakan tindakan adat istiadat serta sistem kekerabatan identitas masyarakatnya, secara wilayah maupun kekerabatan. Identitas suku Karo meliputi Merga dimana setiap orang Karo masuk dalam Merga Silima. Bahasa Karo, memiliki khas, perkembangan dan pertumbuhan tersendiri yang berbeda dgn bahasa etnis sekitarnya. Kesenian Karo dengan segala alat musik dan juga ornamen pakaiannya yg berciri khas dan berkarakter khas, begitu juga tarian dan nyanyiannya.

4. Suku Karo merupakan masyarakat yang sudah melalui berbagai “gelombang” budaya, hingga kolonialisme. Sedari dulu masyarakat Karo dihadapkan dengan pilihan “primordial” mengutamakan kelompoknya sendiri, namun tidak tergoda. Ini terlihat sejak masyarakat Karo dataran rendah menganut islam, kekerabatan dengan Karo dataran tinggi tetap berjalan dengan baik, hingga masa kolonial.

5. Sistem budaya kekerabatan Karo justru sangat menerima Kebinekaan. Budaya Ertutur, sangkep nggeluh dan runggu adalah budaya membangun jaringan atau koneksitas. Dan tujuan semua itu adalah untuk harmonitas atau dalam bahasa Karo disebut dengan berbagai kosa kata Erlayas, Erturih, Erorat, Erlikas, Erluhu, yang maksudnya semua mengarah kepada harmonisasi dalam berbagai hal. Oleh karenanya Kebhinekaan sudah sejak dahulu kala dipraktekkan oleh masyarakat Karo.

 

 

Heri


Bagikan :

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *