MEDIAINVESTIGASICare.id – Independen Dan Farmasi Kesehatan | Sumut// Kesehatan.
Tanjung Balai_Ketika kejadian Fahira Althafunnisa alias Icha (4,1) di vonis positif penderita Difteri oleh dr.Johan.SpA, yang kemudian dirujuk ke RS USU Medan dan sempat ditelantarkan selama 1 setengah jam tanpa adanya tindakan medis yang dilakukan pihak rumah sakit, menyebabkan Icha tewas beberapa waktu lalu (baca edisi (23/1/25) Dirujuk, Balita tewas setelah … dan (2/2/25) Kakak dan Adik Balita Divonis Difteri…..-red) berdampak buruk pada keluarga korban karena banyaknya beredar postingan dan komentar di medsos sebagai keluarga pembawa virus yang sangat berbahaya dan mematikan bahkan lebih parah dari Covid-19.
Tak tanggung-tanggung, selain kakak almarhumah Icha yang masih duduk di tingkat Sekolah Dasar yakni Mahira Syakila (7) dan Zahira Miziana (1,6) juga di vonis Dokter positif penderita Difteri, kini keluarga anak sepupu dari orang tua Icha sebut saja JT (11,5) Siswi Sekolah Dasar di Desa Sei Kepayang Kanan juga diduga dituduh Dinas Kesehatan Kota Tanjung Balai positif Difteri yang ketika itu dibenarkan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Sebelumnya, berawal sehari setelah Icha dikebumikan, Kamis (16/01/25) lalu, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tanjung Balai besama petugas Puskesmas Sei Tualang Raso ada mendatangi rumah duka di Jalan Sei Balai Lk IV Kelurahan Pasar Baru melakukan Swab (pemeriksaan) kepada sebahagian besar keluarga yang berada di rumah itu dengan hasilnya akan menyusul belakangan, jelas pihak Dinkes.
Keterangan ini diperoleh awak media dari Efri Zuandi selaku orang tua Icha di kediamannya, Kamis (13/02/2025) dengan menambahkan pada saat itulah pihak Dinkes mencoba merayu untuk menghalangi keberangkatan mereka berobat ke Penang, bahkan petugas Diskes berinisial U dan MD dengan berupaya membujuk dengan bahasa “berapa kira-kira kerugian Abang kalau tiket itu dibatalkan”, kata Efri menirukan ucapan MD.
Lebih lanjut dikatakan Efri, saat masih berada di Penang, ada oknum diduga dari Dinkes dan Puskesmas didampingi Lurah Pasar Baru dengan membawa surat pernyataan menolak di rujuk ke RS Adam Malik Medan untuk ditanda tangani pihak keluarga, namun tak ada satupun yang mau dengan alasan yang bersangkutan sedang berada di Penang, cetus Efri yang mendapat informasi dari orang tuanya.
Sejak kedatangan pihak Dinkes bersama rombongan ke rumah duka, banyak unggahan di medsos termasuk ada yang menyebarkan KK milik Efri, sehingga tersebar cerita kalau keluarga kami pembawa penyakit Difteri, yang juga berdampak pada JT yang dikucilkan di masyarakat sekitar tempat tinggalnya di Sei Kepayang Kanan bahkan Dinkes Asahan dan Puskesmas Sei Kepayang Kanan dengan membawa mobil Ambulan menyatroni rumah orang tua JT tanpa mengetahui apa tujuannya, ungkap Efri.
Setelah keluarga Efri kembali dari hospital Lam Wah EE Penang dengan hasil yang memuaskan jika kedua anak mereka tidak menderita penyakit Difteri seperti diagnosis awal dr.Johan dengan membawa hasil Diagnosa berupa hasil uji Lab dan Swab dari DR.Lim Ai Tyng, pada Rabu (22/1/25) lalu, pihak Dinkes Tanjung Balai bersama oknum yang mengaku dari Kemenkes RI 2 orang dan ditemani petugas Dinkes Provinsi kembali menemui orang tua Icha di kediaman mereka, sebut Efri.
Mirisnya, disaat itulah pihak Dinkes maupun Kemenkes memaksakan jika anak mereka positif Difteri, walaupun sudah dijelaskan berdasarkan hasil berobat ke Penang jika anak mereka hanya menderita Tonsiliitis the bacterial is normal atau peradangan amandel yang termasuk demam biasa, bahkan Juliana Tambuse juga seperti dipaksakan mereka (Dinkes dan Kemenkes – red) juga positif Difteri hanya berpedoman melakukan Swab tanpa ada melakukan diagnosa yang mendalam serta hasil laboratorium yang sampai detik ini tidak ada diterima pihak keluarga, tutur Efri yang diaminkan istrinya Yuli Andriyani.
“Jangan jadikan ini jadi ladang proyek kamu, sehingga anakku menjadi korban, sudah kujelaskan dengan kamu kalau anakku bukan Difteri, bahkan kamu munculkan masalah baru dengan mengatakan salah satu keluarga kami disini positif Difteri, bagaimana mungkin JT bisa Difteri, bahkan sepupu kami itu keadaannya saat ini sangat sehat tanpa ada menderita penyakit apapun, apalagi kedua anak kami yang dibawa ke Penang tidak Difteri, terlalu paksa kali kamu memaksakan supaya orang menderita Difteri, jangan pernah kamu ucapkan kata-kata Difteri itu lagi di rumah ini, karena anakku bukan penderita Difteri”, ungkap Yuli sembari berdiri menunjuk muka orang dengan hati geram.
Dari peristiwa tersebut, orang tua Icha yang sudah kehilangan nyawa anaknya ditambah lagi dengan trauma berkepanjangan anaknya Mahira Syakila yang sudah hampir satu bulan tidak mau masuk sekolah sebab takut di kucilkan temannya, bahkan kerugian materi yang tidak sedikit akibat dari vonis awal dr.Johan terhadap Icha dan kesemuanya itu, kami akan terus mencari keadilan meminta pihak Pemerintah Kota Tanjung Balai baik itu melalui DPRD Kota Tanjung Balai untuk memanggil pihak-pihak terkait agar dilakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) terutama dr.Johan, Kadis Kesehatan Kita Tanjung Balai juga Camat Sei Tualang Raso, pungkas Efri ketus.
Sementara itu, sejauh ini pihak Dinkes Kota Tanjung Balai belum berhasil dimintai keterangan terkait persoalan tersebut, dan ketika Kadis Kesehatan dr.Nurhidayah Ritonga saat ditemui dikantor Dinkes, Kamis (13/2/25) para staf mengatakan jika Kadis lagi TL, bahkan dihubungi via telepon seluler WhatsApp beliau tidak dapat dihubungi sampai berita ini naik kemeja redaksi.
ES (A2M1)