Di Saat Hari Lahir Pancasila, Harga Singkong Anjlok Digempur Impor, Petani Di Sumatera Utara Menjerit

Bagikan :

MEDIAINVESTIGASICare.id – Independen Dan Farmasi Kesehatan | Medan// Ekonomi.

 

Jelang Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, Belasan petani singkong mengadukan masalah mereka ke DPRD Sumut, terkait anjloknya harga komoditas itu diduga akibat masuknya impor tepung tapioka ke Sumatera Utara.

Keluhan itu ditampung Ketua Komisi B DPRD Sumut Sorta Ertaty Siahaan, dan kemudian menyikapinya dengan mengundang Pelindo Cabang Belawan dipimpin Generasi Manager Junaidi Ramli dan jajaran, Kepala Dinas Perindustrian ESDM diwakili Kabid Perdagangan Luar Negeri Parlindungan Lubis dan Kabiro Perkonomian Setda Provsu Poppy Marulita Hutagalung, di ruang dewan, Rabu lalu.

Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Ketua Komisi B Frans Dante Ginting dan anggota Manaek Hutasoit dan Muniruddin Ritonga.

Dalam pertemuan tersebut, Sorta mengatakan, keluhan petani yang sebagian berasal dari Simalungun pekan lalu itu, berkaitan dengan anjloknya harga singkong atau ubi kayu pada kisaran Rp700 hingga Rp800 per kilogram. Harga ini merosot tajam dibanding pada Maret yang bertahan di harga Rp1.000 hingga Rp1.100 per kilogram.

Menurut poltisi PDI-P ini, turunya harga komoditas itu diduga disebabkan oleh masih membanjirnya impor tepung dengan bahan dasar singkong, yang berdasarkan informasi masih terus dilakukan guna menjaga kesinambungan industri di Sumut.

Selain itu, para petani tidak menjual langsung ubi mereka, namun menyalurkannya ke agen atau toke terdekat, “Dengan kondisi itu, harga menjadi anjlok, sehingga petani tidak bergairah lagi untuk bercocok tanam ubi”, ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Sorta berharap kordinasi antara Pelindo Cabang Belawan dengan jajaran terkait, termasuk Disperindag ESDM Sumut dan Biro Perekonomian Sumut, harus dimaksimalkan lagi, terutama data barang masuk dari Pelindo.

Kepala Biro Perekonomian Setdaprovsu Poppy Marulita Hutagalung, mengaku pihaknya selama ini hanya mendapatkan data importir dari kalangan pengusaha.

“Namun ke depan pihaknya akan berkordinasi dan akan mengundang Pelindo dan Disperindag ESDM Sumut, untuk mensinkonkan langkah mengatasi arus masuk impor ke Sumut”, kata Poppy.

Menyikapi hal itu, General Manager (GM) Pelindo Cabang Belawan Junaidi Ramli mengatakan, pihaknya akan memfasilitisi berkaitan data importir dan barang masuk untuk dibahas lebih terinci.

Mediasi :

Merespon hal itu, Ketua Komisi B Sorta Ertaty Siagian, mengatakan pihaknya sudah memediasi pertemuan tersebut, setelah sebelumnya turun langsung ke pengusaha tapioka untuk menyatukan langkah.

“Dari hasil pertemuan pengusaha tapioka, bersama Dinas Perindag ESDM Sumut, diketahui anjloknya harga ubi tidak seluruhnya sama, hanya masih berlangsung di beberapa daerah, termasuk Simalungun”, katanya.

Untuk di Simalungun, anjloknya harga diduga karena petani menyalurkan komoditas itu ke agen atau distributor, sehingga matarantai penyalurannya menjadi panjang.

Yang jadi fokus masalah, imbuh Sorta, fluktuasi harga terjadi karena pada saat tertentu, impor tepung tapioka masuk. “Bukan hanya tapioka, tetapi juga komoditas beras pun seperti itu”, katanya.

Karenanya, Sorta berharap Pemerintah diminta untuk terlibat untuk menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran serta memperhatikan harga di lapangan, sekaligus memperhatikan nasib para petani.

“Kan bisa diprediksi, mulai musim tanam, berapa panen dan menghasilkan berapa, berarti impor dari luar harus dikurangi”, katanya.

 

 

Rmd


Bagikan :

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *